
Bendungan tersebut mengairi areal seluas 85 Hektar dengan penghasilan 3 kali musim tanam dalam satu tahun, hal ini para petani yang menggunakan bendungan tersebut merasa khawatir dengan kondisi tersebut belum lagi serangan banjir pada setiap tahunnya.

Salah satu perwakilan patani Bpk. Dawit Adal Adji, SE mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk mencoba mengusulkan kepada pihak pemerintah sejak tahun 1991 melalui proposal, musrenbang dll, namun sampai dengan saat ini belum ada perhatian yang serius.
Pada tahun lalu Bpk. Gubernur NTB sempat berkunjung ke desa rhee loka tepatnya acara sapari ramadha. masyarakat tidak sempat melakukan pengusulan dikarenakan tidak ada waktu untuk dialog.
Lebih lanjut dikatan oleh dawit sapaan akrabnya berharap lebih untuk kiranya dapat lebih diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar