Jumat, 16 November 2012

BANSOS Pembangunan Tembok Keliling Lapangan Desa Rhee Loka

Pembangunan tembok keliling lapangan sepak bola Desa Rhee Loka Kecamatan Rhee atas bantuan Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 119.000.000 dan swadaya masyarakat sejumlah Rp. 23.000.000 yang sedang dikerjakan oleh kelompok masyarakat setempat yang diketuai oleh Sdr. Syamsuddin Adam sangat antusias untuk menyelesaikan pekerjaan ini hingga 60 hari kalender sejak bulan oktober hingga bulan desember mendatang.

Bpk. Syamsuddin. HS selaku Kepala Desa Rhee Loka mengatakan bahwa sangat gembira dengan adanya bantuan ini disertakan dengan dukungan masyarakat baik itu berupa gotong royong dll. Tentunya bantuan ini tidak akan terrealisasi kalau tidak ada peran aktif kepada desa dan lembaga desa yang ada di Desa Rhee Loka seperti BPD dan LPM atas apa yang menjadi prioritas pekerjaan lanjut Pak Kades.

Selasa, 23 Oktober 2012

SOSIALISASI RANCANGAN PERDA KABUPATEN SUMBAWA DI KECAMATAN RHEE


Sosialisasi rancangan perda Kabupaten Sumbawa Tentang Pajak Bumi Bangunan dan Pengaturan lalu lintas ternak dan atau bahan asal ternak yang dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2012 di aula Kantor Kecamatan Rhee yang dihadiri oleh bapak Camat Rhee H.Abdul Muis, S.AP, bapak Kapolsek Rhee bapak I Made Kandra, Kabag Hukum yang diwakili oleh Kasubbag Peraturan perundang-Undangan bapak Lukman Bayu Warsa, SH, bapak Drh.Ahmad Rusman Kasi Pencegahan dan pemberantasan penyakit Hewan (Disnak) dan bapak H.Zulfikar Kurniady, SE,MM Kasi Perhitungan dan penetapan pendapatan daerah, Kepala Desa, tokoh masyarakat dan pemuda.
Dalam acara tersebut bapak Camat Rhee dalam sambutannya mengharapkan dengan adanya sosialisasi rancangan perda dapat memberi pemahaman kepada masyarakat agar dapat ambil bagian dalam pembuatan perda dengan jalan memeberikan masukan-masukan, sementara itu pak Lukman Bayu sedikit menjelaskan bahwa regulasi kebijakan saat ini bahwa PBB menjadi PAD yang dimanfaatkan oleh daerah untuk kesejahteraan masyarakat, pada kesempatan yang sama Drh.Ahmad Rusman mengatakan bahwa semua ternak yang dijual keluar harus mengetahui Camat dan ternak yang bisa dibawa keluar harus sudah memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dan khusus ternak lomba bila keluar daerah harus ada ijin dari perkumpulan, dan saat sosialisasi tersebut H.Zulfikar juga memberikan penjelasan masalah penyusunan perda dan mengatakan bahwa filosofi penyusunan perda yaitu pendekatan pelayanan pada masyarakat, seperti pengurusan SPPT dulu menjadi kewenangan pusat tapi sekarang menjadi kewenangan daerah dan diharapkan dapat memperkecil masalah yang timbul dan dapat meminimalisir masalah seperti ; SPPT ganda dan SPPT tanpa obyek.dalam acara sosialisasi diadakan sesi tanya jawab dengan peserta sosialisasi yang mendapat respon yang sangat baik dari semua peserta.

Diakhir acara tersebut pak Lukman Bayu Warsa SH, mengatakan bahwa hajat dari pertemuan ini adalah untuk menghimpun masukan dari masyarakat sebagai bahan untuk perbaikan perda, oleh karena itu sumbang saran dan masukan dari masyarakat sangat penting.

Kamis, 04 Oktober 2012

Impian Jadi Kenyataan

Akhirnya P3A Tutu Gama mendapat hadiah 1 unit Handtraktor dari dinas Pertanian Provinsi NTB pada tanggal 10 September 2012 yang diterima langsung oleh Ketua P3A Tutu Gama yaitu Bapak Syafruddin. AL di Mataram.

Mesin tersebut akan diperguanakn oleh kesejahteraan petani diwilayah kec. Rhee.

Ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Bpk. Gubernur NTB atas perhatian beliau yang sangat memperhatikan petani. terutama telah menyelenggarakan lomba P3A dan GP3A tersebut melalui dinas pertanian Provinsi Nusa Tanggara Barat.

79 hektar tanah terlantar di Rhee

KM. Anginrenas. Pada hari ini kamis tanggal 4 oktober 2012 bertempat di kantor DPRD Kab. Sumbawa di ruangan Komisi I DPRD yang dihadiri oleh anggota Komisi I, Kabag Pemerintahan, Dinas Pertanahan, Dinas Aset, Serikat Petani Indonesia (SPI) dan seluruh Petani mantan pemilik lahan.
Bertemu membahas masalah tanah terlantar sejak tahun 1988 hingga kini, pada tahun 1988 lalu dikuasai oleh PT. Multi Mina Mertasari melalui kekuasan pemerintah daerah sumbawa dengan dibentuk tim 9 dari berbagai unsur termasuk Mantan Bupati Sumbawa (Drs. Madelau ADT) dan Mantan Camat (Usman) dll.
Menurut salah seorang ahli sejarah Bpk. H. Hasbullah. HS mengatakan bahwa dulu pada tahun 1988 proses pembebasan lahan tersebut sangat rumit karena pateni tidak mau menjual tanahnya sedangkan tim 9 tetap memaksa dengan mengatakan bahwa "dijual atau tidak dijual tanah ini tetap kami ambil atau kamu PKI kalau tidak mau menjual tanah ini karena kalian tidak mendukung pembangunan". kata-kata ini yang selalu terngiang ditelinga para petani rhee.
Dari tahun 1988 hingga tahun 2012 ini tanah tersebut terlantar. Maka pada pertemuan tersebut para pihak yang menghadiri pertemuan tersebut memberikan angin segar bahwa pada tahun 2014 bulan nopember mendatang masa Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah tersebut berakhir. Dan tanah tersebut akan dikembalikan kepada Masyarakat pemilik semula.

Jumat, 14 September 2012

RAPAT POLA TANAM P3A TUTU GAMA RHEE

Pengaturan Pola Tanam di setiap Musim Tanam atau biasa di singkat dengan MT I, MT II, MT III, dan saat ini memasuki MT III itu berarti pengaturan tanaman apa yang harus disepakati untuk ditanam.
Biasanya pada tahun-tahun sebelumnya pola tanam pertama atau MT I : Padi MT II : Padi MT III : Palawija tetapi pada tahun 2012 ini MT III P3A Tutu Gama bersama dengan patani sepakat untuk menanam Padi. itu artinya P3A bersama pembantu P3A yaitu Malar harus bekerja keras untuk mengatur air agar tidak terjadi perebutan air.
Luas wilayah kerja P3A Tutu Gama Desa Rhee Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa seluas 66 Hektar.
P3A Tutu Gama pada tahun 2012 ini mendapat juara I tingkat Kabupaten dan juara II tingkat Provinsi adapun hadiah yang diperoleh adalah sebuah Handtraktor bermerk Yarmar Bromo.
Kedepan P3A akan berkerja keras bagaimana caranya untuk lebih memajukan petani dalam bidang pertanian. dengan susunan pengurus :
Ketua : Syafruddin. AL
Sekretaris : Edy Firmansyah
Bendahara : H. M. Ikhsan
anggota sebanyak : 75 orang

Rabu, 30 Mei 2012

GERAKAN BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat ) DI KECAMATAN RHEE


Dalam upaya untuk menggelorakan gerakan gotong royong guna mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan. "Gotong royong menjadi sistem nilai, untuk menyatukan gerak langkah guna memberdayakan masyarakat dari tingkat desa hingga nasional.
Sehubungan dengan tujuan dari kegiatan BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat ) bapak Camat Rhee H.ABDUL MUIS, S.AP melakukan kegiatan Gotong Royong bersama masyarakat Desa  Rhee Loka di lokasi jalan Baru yang menghubungkan desa Rhee dengan Desa Rhee loka, dalam kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Bapak Kapolsek Rhee bapak I Made Kandra dan Bapak Kepala Desa Rhee Loka Bapak Syamsuddin..
Dalam kegiatan itu pula bapak Camat Rhee sangat mengaharapkan kepada semua lapisan masyarakat yang ada diwilayah Kecamatan Rhee agar tetap melestaraikan budaya gotong royong sebagai salah satu wujud rasa perduli dan kebersamaan  diantara warga masyarakat.

PEMANFAATAN LIMBAH HEWAN TERNAK SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Di saat masyarakat kesulitan mendapatkan minyak tanah ternyata Limbah dari kotoran hewan yang selama ini hanya digunakan sebagai pupuk kandang /kompos dapat menjadi alternatife sumber energi.
Seiring mulai dikembangkannya energi “BIO  GAS” yang berbahan baku utama kotoran hewan seperti sapi dan kerbau, energi bio gas yang diuji coba di rumah bapak Lalu Nujum  dusun Rhee Beru desa Rhee kecamatan Rhee,menurut bapak Lalu Nujum pada saat pengisian pertama kotoran ternak sebanyak 15 Kereta ARTCO ( setara dengan kurang lebih 150 kg) dan dicampur dengan air sampai tangki penampung penuh dan energy yang dihasilkan dapat bertahan selama 1 ( satu ) minggu dengan menggunakan 1 ( satu ) buah kompor gas.
pembangunan infrasrtukur pendukungnya berbiaya sekitar Rp 6-7 juta, dan dalam ujicoba ini merupakan bantuan dari Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa.
Dengan biogas ini, bisa menghemat karena tidak lagi membutuhkan minyak tanah untuk memasak di dapur, dengan rincian 4 liter minyak tanah per hari atau kurang lebih 120 liter per bulan. Itu berarti kebutuhan bulanan minyak tanah keluarga setara Rp 420.000" jelas bapak Lalu Nujum.